10 Maret 2013

Hari sabtu yg aku nantikan menjadi hari sabtu yg aku takutkan

Sebelumnya saat hari jumat, aku sangat senang sekali karena esok hari itu adalah hari sabtu, dimana aku bisa bertemu kembali dengan teman-temanku setelah 5 hari jenuh mengerjakan pekerjaan kantor. Sudah 4 kali hari sabtu aku tidak pergi ke sekolah dikarenakan alasan yang bermacam-macam. Di masa-masa pkl seperti ini memang sangat langka untuk bertemu teman-teman di sekolah. Untunglah 2 bulan telah ku lalui&itu tidak terlalu terasa lama. Waktuku pun di kantor tinggal 2 bulan lagi.

Jumat siang disaat aku membuka twitter, aku melihat banyak adik kelasku yg memposting tweet bahwa besok itu libur dikarenakan hari senin kelas 12 nya mau uas. Aku kecewa. Padahal aku ingin sekali bertemu teman-temanku besok.

Setelah aku pulang dari kantor, aku tertidur. Saat aku bangun, kepalaku terasa sakit sekali. Tangan kanan&leherku pun juga sama. Badanku panas. Akhirnya aku minum obat sakit kepala seperti biasa. Setelah itu pun aku tidur kembali.

Pada saat pagi hari sekitar jam 2 pagi, aku terbangun. Tangan kananku yg atas terasa makin sakit. Badanku juga makin panas. Punggung&tangan kiri juga ikutan sakit. Lalu aku mengoleskan minyak pereda rasa nyeri ke kedua tangan, leher, punggung, dan kepalaku. Aku pun tidur kembali.

Beberapa kali aku terbangun setelah itu. Hanya sebentar lalu tidur lagi. Hanya untuk memastikan apakah rasa sakitnya sudah hilang atau belum.

Jam di handphone ku menunjukkan pukul 7 pagi. Rasa sakit di badanku semakin parah. Panasnya juga semakin naik. Kepalaku juga semakin sakit. Aku tidak tahu mengapa diriku bisa seperti ini. Aku mengecek handphone, banyak bbm&whatsapp dari teman-temanku yang menanyakan tugas melihat pameran di jcc. Saat aku ingin membalasnya, jariku terasa agak kaku. Aku pun mengetik dengan pelan.

Setelah aku membalas semua bbm&whatsapp yang masuk. Aku pun mencoba bangun dari tempat tidur. Aku harus mencoba 3 kali bangun baru aku bisa benar-benar duduk. Sangat sulit dengan keadaan badan yang ringsek&kepala yang sakitnya tidak karuan begini. Aku jalan keluar kamar dengan kepala sempoyongan menuju kamar ayahku. Aku tertidur disana.

Waktu menunjukkan pukul 11 pagi. Aku bangun. Badanku makin panas. Tanganku juga kaku. Jari-jariku pun sulit bergerak cepat bahkan untuk menggenggam handphone saja sampai gemeteran. Aku keluar kamar. Aku masih berjalan dengan sempoyongan. Aku tiduran di bangku panjang ruang tamu. Azzam, sepupuku yang paling kecil menghampiriku. Aku memegang tangannya. Suhu badan aku&dia sangat berbeda sekali. Dia menghindar dariku. Dia tak mau disentuh oleh badanku yang panas. Seberapa panaskah badanku sampai Azzam tak mau menyentuhku?

Tidak lama kemudian, ayahku pulang. Lalu Azzam bilang kepada ayahku kalau aku sakit. Ayahku menghampiriku. Aku memegang tangan ayahku. Ayahku bilang "wah ini kok panas banget ya". Ayahku membelikan obat untukku. Namum bagaimana caranya aku minum obat kalau dari semalam perutku ini kosong tidak ada isinya?

Tanteku pun datang. Azzam bilang bahwa aku sakit. Tanteku membuatkan makanan untukku agar aku bisa minum obat. Keadaanku makin parah. Tanganku sangat gemeteran. Lalu menjadi sangat kaku dan merembet sampai siku. Dan merembet lagi sampai pergelangan tanganku. Aku mencoba menggerakan pergelangan tanganku kebawah dan itu berhasil. Tetapi saat aku ingin membalikkannya keatas, tidak bisa sama sekali. Jariku juga tidak bisa bergerak sama sekali. Kedua tanganku menjadi seperti itu. Aku menangis tanpa suara. Hanya suara nafas sesakku yang terdengar. Dadaku pun sangat sesak. Tanteku menghampiriku. Dia sangat terkejut melihat kedua tanganku yang tidak bisa bergerak&jariku yang menukik kebawah layaknya orang terkena penyakit stroke. Tanteku berteriak. Orang seisi rumah menghampiriku, melihatku, dan melihat tanganku yang seperti orang terkena stroke. Aku nangis sampai terisak-isak. Didalam hatiku muncul satu pertanyaan besar, "bagaimana bisa terjadi seperti ini?"

Kaka sepupuku menelpon ayahku yang sudah berada di tempat kerjanya. Aku dibawa ke klinik dekat rumahku bersama om&kaka sepupuku dengan keadaan tangan yang masih seperti orang stroke. Aku dipanggil ke ruang dokter. Dokter menanyakan apa yang aku rasakan. Aku memberi tau kepada dokter dengan suara yang sangat lemah. Aku diperiksa oleh dokter. Dia juga mengecek tensi darahku. Alhamdulilah tensi darahku normal. Setelah diperiksa, dokter memberi tahu bahwa demamku sudah sangat tinggi&itu yang membuat tanganku kaku layaknya orang stroke. Ia juga mengatakan bahwa diriku sangat kelelahan&kekurangan cairan elektrolit. Padahal seminggu ini aku tidak bepergian jauh. Pekerjaanku di kantor juga sedikit. Aku tidak merasa sama sekali bahwa diriku kelelahan. Untunglah dokter tidak bilang kepadaku bahwa diriku terkena stroke. Aku sangat takut mendengarnya.

Sesampainya dirumah, aku langsung makan disuapin ayahku. Mulutku pahit sekali. Aku sangat ingin memuntahkan makanan itu. Tapi aku berusaha langsung menelannya agar rasa pahitnya tidak terlalu terasa. Setelah makan, aku minum obat dari dokter. Aku tidur lagi.

Aku hanya tidur sekitar satu jam. Saat aku bangun, jari-jariku sudah bisa bergerak namun masih sulit menggenggam sesuatu. Badanku bercucuran keringat, mungkin efek dari obatnya. Sekitar 2 jam lebih tanganku tidak bisa digerakkan.

Sampai hari ini, keadaanku berangsur-angsur membaik. Namun sampai saat ini kepalaku masih sakit sekali, tidak ada perubahan. Aku berharap semoga sakit di kepalaku ini bisa cepat pergi karena ini sangat menyiksaku.